Para Orangtua, Wajib Tahu Gejala Difteri
Virus difteri kembali melanda masarakat Indonesia. Data dari Kementerian Kesehatan menunjukkan bahwa sampai dengan November 2017, ada 95 kabupaten atau kota dari 20 provinsi melaporkan terkena virus difteri.
Difteri adalah pernyakit yang bisa menular penyebabnya kuman Corynebacterium diptheriae. Penularan bakteri ini dengan cara melalui percikan ludah saat bersin atau batuk seperti yang disampaikan Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, Mohamad Subuh.
Masalah meningkatnya pernyakit difteri di beberapa wilayah, para orangtua sebaiknya bisa mengenali gejala awal difteri.
Gejala awal difteri bisa tidak spesifik, seperti yang disampaikan IDAI, dikutip Kamis (7/12/2017) ,yaitu :
- Demam tidak tinggi
- Nafsu makan menurun
- Lesu
- Nyeri menelan dan nyeri tenggorokan
- Sekret hidung kuning kehijauan dan bisa disertai darah
Walau begitu, ada tanda khas pasien mengalami Difteri yang bisa dilihat dari tenggorokannya, yakni ditandai berupa selaput putih keabu-abuan di tenggorok atau hidung, yang dilanjutkan dengan pembengkakan leher atau disebut sebagai bull neck.
Jika ditemukan gejala, segera ke dokter
Mengingat difteri adalah penyakit yang mudah menular dan mematikan bagi anak-anak, IDAI mengingatkan agar anak segera dibawa ke fasilitas kesehatan terdekat bila memperlihatkan gejala difteri.
"Apabila anak anda mengeluh nyeri tenggorokan disertai suara berbunyi seperti mengorok (stridor) atau pembesaran kelenjar getah bening leher, khususnya anak berumur kurang 15 tahun," kata IDAI lagi.
Lalu, anak harus segera dirawat di rumah sakit apabila dicurigai difteri. Dengan begitu, pasien bisa mendapatkan pengobatan dan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan apakah anak benar difteri atau bukan.
"Apabila anak anda didiagnosis difteri, akan diberikan tata laksana yang sesuai termasuk perawatan isolasi," seperti rilis IDAI.